Uni Eropa Desak Israel Selidiki Kematian Remaja Palestina di Beitunia
Uni Eropa telah mendesak Israel menyelidiki kematian remaja Palestina, Fulla Masalmeh
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Uni Eropa telah mendesak Israel menyelidiki kematian remaja Palestina, Fulla Masalmeh (15 tahun), yang tewas tertembak oleh tentara Israel. Perhimpunan Benua Biru menegaskan, insiden itu tak boleh dibiarkan begitu saja.
“Israel, sebagai pihak CRC (Convention on the Rights of the Child), harus memastikan hak-hak anak, termasuk memastikan perlindungan, perawatan, dan martabat mereka, serta hak untuk hidup. Insiden ini (kematian Fulla Masalmeh) harus segera diselidiki dan akuntabilitas dipastikan,” kata Uni Eropa dalam sebuah pernyataan, Selasa (15/11/2022), dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA.
Menurut Uni Eropa, sejak awal tahun, sudah terdapat 32 anak Palestina yang tewas di tangan pasukan Israel. Dalam banyak kasus, mereka tewas akibat penggunaan kekuatan berlebihan oleh tentara maupun aparat keamanan Israel. Semenatar itu, Inggris juga turut menyerukan penyelidikan kematian Fulla Masalmeh.
“Inggris hari ini mendesak otoritas Israel untuk meluncurkan penyelidikan menyeluruh dan transparan atas pembunuhan remaja Palestina, Fulla Masalmeh, oleh tembakan pasukan Israel kemarin di Ramallah,” kata WAFA dalam laporannya, Selasa.
Masalmeh tertembak hingga tewas oleh pasukan Israel di kota Beitunia, dekat Ramallah, Tepi Barat, Senin (14/11/2022). “Dia (Masalmeh) akan berusia 16 tahun pada hari ulang tahunnya besok (Selasa). Dia terbunuh ketika tentara pendudukan menembaki dia selama penggerebekan di Beitunia,” kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan.
Masalmeh, yang ditembak saat berada di dalam mobil, berasal dari kota al-Tahiriyeh di selatan kota Hebron, Tepi Barat. Menurut WAFA, warga Palestina lainnya, Anas Hassouneh (26 tahun), terluka dan ditangkap saat penembakan terhadap Masalmeh berlangsung.
Seorang saksi mengatakan kepada WAFA, Masalmeh dan Hassouneh tampaknya tidak menyadari keberadaan pasukan Israel saat tengah mengendarai kendaraannya. Padahal pasukan Israel tersebar di beberapa titik. Saat melihat mereka, Masalmeh dan Hassouneh sepertinya kaget.
“Ketika mereka mencoba untuk berbalik, mereka menemukan tentara lain di seberang mereka yang mulai menembaki mereka tanpa pemberitahuan,” kata saksi yang tinggal di dekat lokasi kejadian. Menurut dia, mobil tersebut ditembak tiga kali oleh tentara yang ditempatkan di sudut berbeda karena mencoba melarikan diri.
Saksi menambahkan bahwa tentara Israel menarik Hassouneh, yang sedang mengemudikan mobil, keluar dari kendaraan. Kondisinya telah berlumuran darah. Sementara Masalmeh meninggal di tempat kejadian.
Sebuah pernyataan militer Israel mengatakan tentara melihat “kendaraan mencurigakan melaju ke arah mereka selama operasi oleh pasukan keamanan di Beitunia. Pasukan memberi isyarat agar kendaraan berhenti, tetapi kendaraan itu malah melaju ke arah mereka. Setelah momen tersebut, tembakan pun dilepaskan ke arah kendaraan terkait.
“Sebagai rakyat Palestina yang diduduki, tentara Israel memiliki kekuatan untuk menembak dan membunuh pemuda kami bahkan jika mereka hanya melempar batu selama konfrontasi. Mereka juga menembak orang yang lewat atau orang di mobil mereka,” kata kepala kotamadya Beitunia Diaa Qurt saat diwawancara Aljazirah.
Pada Senin lalu Kementerian Luar Negeri Palestina menyerukan langkah-langkah internasional guna memaksa Israel menghentikan agresinya terhadap rakyat Palestina. “Korban terbaru dari agresi ini adalah gadis yang menjadi martir pagi ini di Beitunia,” katanya.
sumber : Reuters