Petugas Terima 81 Panggilan dari Korban Sesak Napas di Itaewon, 50 Orang Sempat Dapat CPR
Korban meninggal insiden perayaan Halloween di distrik Itaewon, Seoul, 30 Oktober 2022. Menurut Choi Seong-beom selaku kepala pemadam kebakaran Yongsan Seoul, sedikitnya 151 orang tewas dan 82 lainnya luka-luka setelah berdesakan di daerah Itaewon, Seoul saat kerumunan besar masyarakat datang untuk merayakan Halloween.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Petugas menerima sedikitnya 81 panggilan dari orang yang sesak napas di Itaewon.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Sekitar 50 orang yang kemungkinan berhubungan dengan pesta Halloween harus mendapatkan resusitasi jantung paru (CPR) sebagai pertolongan pertama henti jantung di area Itaewon, Seoul, Sabtu (29/10/2022). Menurut otoritas pemadam kebakaran, tim cepat tanggap menerima sedikitnya 81 panggilan dari orang-orang di Itaweon yang mengaku mengalami sesak napas.
Sejauh ini, dilaporkan 151 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam tragedi Itaewon. Menurut Kantor Pemadam Kebakaran Yongsan dan Departemen Kepolisian Yongsan, penyelidikan masih berlangsung untuk mengonfirmasi penyebab utama insiden tersebut.
Sementara itu, sejumlah saksi mata mengatakan penyebab dari insiden itu adalah dorong-dorangan yang disengaja. Akun daring dari beberapa saksi dan korban yang berada di tempat kejadian menunjukkan ada sejumlah orang yang mendorong-dorong dengan sengaja sehingga menyebabkan jatuh korban.
Dalam serangkaian Instagram stories, Youtuber Seon Yeo-jung mengingat malam kejadian itu. Seon menjelaskan kondisinya saat berada di tengah lautan orang yang mencoba bergerak di jalan kecil.
Awalnya, pengunjung masih tertib meskipun ramai. Keadaan menjadi kacau seketika begitu orang-orang di ujung atas gang mulai berteriak dan mendorong.
“Di belakang saya, orang-orang meneriakkan hal-hal seperti ‘Dorong! Kami lebih kuat! Kami bisa memenangkan ini, haha!’ dan mulai mendorong,” kata Seon, dilansir Koreaboo, Ahad (30/10/2022).
Tiba-tiba, kekacauan terjadi dan semua orang mulai saling dorong dengan agresif, seperti tarik tambang. Tidak butuh waktu lama sebelum Seon mulai merasakan kekuatan orang-orang yang mendorong. Bahkan, penglihatannya mulai memudar.
“Teman saya yang ada di sana bersama saya, lebih kuat dari saya. Jadi mereka berpegangan pada saya dan membantu saya menahan kekuatan. Seandainya saya tidak bersama mereka, saya akan benar-benar jatuh,” ujar dia.
sumber : Antara, Yonhap/OANA