Nancy Pelosi Mundur Dari Ketua House of Representative AS
Anggota parlemen berdiri dan bertepuk tangan saat Ketua DPR Nancy Pelosi dari California, berhenti sejenak saat berbicara di lantai DPR di Capitol di Washington, Kamis, 17 November 2022. Pelosi pada melepaskan jabatannya sebagai pemimpin House of Representative Amerika Serikat (AS), sehari setelah Partai Republik mendapatkan kendali atas majelis tersebut.
Foto: AP Photo/Carolyn Kaster
Pelosi mundur usai setelah Partai Republik mendapatkan kendali atas majelis itu.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Nancy Pelosi pada Kamis (17/11/2022) melepaskan jabatannya sebagai pemimpin House of Representative Amerika Serikat (AS), sehari setelah Partai Republik mendapatkan kendali atas majelis tersebut. Pidato pengunduran dirinya mendapatkan tepuk tangan dari Partai Demokrat, sementara perwakilan dari Partai Republik memutuskan untuk tidak hadir.
Pelosi mengatakan, dia tidak akan pensiun dari The House tetapi terus mewakili San Francisco seperti yang telah dia lakukan selama 35 tahun. Pelosi menjabat sebagai pimpinan Demokrat di House selama dua dekade. Dia kemudian menjadi ketua House periode 2007-2011 dan 2019-2022.
“Bagi saya, waktunya telah tiba bagi generasi baru untuk memimpin kaukus Demokrat yang sangat saya hormati. Dan saya bersyukur banyak yang siap dan mau memikul tanggung jawab yang luar biasa ini,” kata Pelosi.
Pelosi memainkan peran sentral dalam menggiring agenda legislatif dua presiden Demokrat melalui Kongres, meski dia kerap difitnah oleh banyak kaum konservatif. Dia membantu meloloskan undang-undang kesehatan 2010 di bawah mantan Presiden Barack Obama serta perluasan infrastruktur dan belanja iklim dan peraturan senjata di bawah Presiden Joe Biden. Dia juga memimpin House memakzulkan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik pada 2019 dan 2021.
Biden menyebut Pelosi sebagai pemimpin House yang paling penting dalam sejarah AS. Pelosi memegang jabatan kedua dalam garis suksesi kepresidenan. Dia menyampaikan pidato sentimental yang menyebut ruang House sebagai “tanah suci”. Dalam pidatonya dia juga mengingat momen ketika mengunjungi Capitol untuk pertama kalinya sebagai seorang anak. Saat itu dia menghadiri pelantikan ayahnya sebagai anggota kongres.
Pelosi menceritakan tentang pengalamannya bekerja sama dengan tiga presiden yaitu George W. Bush, Obama, dan Biden. Dia tidak menyebut Trump tetapi dia menyinggung serangan 6 Januari 2021 di Capitol oleh para pendukungnya.
“Demokrasi Amerika itu agung, tetapi rapuh. Banyak dari kita di sini telah menyaksikan kerapuhan kita secara langsung, tragisnya, di ruangan ini. Jadi demokrasi harus dipertahankan selamanya dari kekuatan yang ingin merusaknya,” kata Pelosi.
Pelosi juga mencatat peningkatan jumlah perempuan dan anggota parlemen minoritas sejak dia bergabung dengan House pada 1987. Dia adalah wanita terpilih dengan peringkat tertinggi dan paling berkuasa dalam sejarah AS hingga Kamala Harris menjadi wakil presiden pada Januari 2021. Dia juga membantu partainya membendung kerugian selama pemilihan paruh waktu, ketika Demokrat kehilangan lebih sedikit kursi dari yang diharapkan.
Sekutu Pelosi dengan cepat mendukung Hakeem Jeffries sebagai kemungkinan penggantinya di House dari Partai Demokrat. Pengganti Pelosi harus menyatukan Demokrat di House yang terpecah antara sentris dan sayap kiri yang semakin vokal.
sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini