Militer Turki Bentuk Koridor Udara untuk Proses Penyelamatan Korban Gempa
Petugas darurat mencari korban di lokasi bangunan yang runtuh setelah gempa bumi dahsyat di Diyarbakir, tenggara Turki, Senin (6/2/2023). Menurut US Geological Service, gempa berkekuatan awal 7,8 melanda Turki selatan dekat perbatasan Suriah .
Foto: EPA-EFE/DENIZ TEKIN
Otoritas penanggulangan bencana Turki dalam keadaan siaga
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Militer Turki menyiapkan koridor udara yang memungkinkan regu penyelamat menjangkau wilayah-wilayah terdampak gempa dan melakukan evakuasi serta pencarian korban. Hal itu diharapkan dapat mengefektifkan proses penyelamatan dan evakuasi.
“Kami mengerahkan pesawat untuk mengirim tim medis, tim pencarian dan penyelamatan serta kendaraan mereka ke zona gempa,” kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, Senin (6/2/2023).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, otoritas penanggulangan bencana negaranya, yakni AFAD, beserta unit dan lembaga lainnya yang bertugas dalam operasi penanganan dan penyelamatan pascagempa dalam keadaan siaga.
“Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan, AFAD, gubernur-gubernur provinsi, dan semua lembaga lainnya memulai pekerjaan mereka dengan cepat,” ucapnya.
Uni Eropa telah mengirim regu penyelamat untuk membantu Turki mengevakuasi dan mencari korban gempa. Perhimpunan Benua Biru pun akan mengirim bantuan yang diperlukan Turki.
“Pusat Koordinasi Tanggap Darurat Uni Eropa mengoordinasikan pengerahan tim penyelamat dari Eropa. Tim dari Belanda dan Rumania sudah dalam perjalanan (ke Turki),” kata Komisioner Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic lewat akun Twitter pribadinya.
Dia mengungkapkan, merespons gempa di Turki, Uni Eropa mengaktifkan European Union Civil Protection Mechanism. Sejumlah negara anggota Uni Eropa seperti Prancis, Jerman, Belgia, Polandia, dan Spanyol menyatakan siap mengerahkan tim dan bantuan untuk Turki.
“Sangat sedih pagi ini mendengar tentang gempa dahsyat yang melanda beberapa bagian Turki dan Suriah. Belasungkawa terdalam saya kepada banyak keluarga yang kehilangan nyawa dan berharap yang terluka segera pulih. Uni Eropa berdiri dalam solidaritas penuh dengan Anda,”,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel lewat akun Twitter-nya.
Presiden Dewan Eropa Roberta Metsola turut menyampaikan hal serupa. “Sangat sedih setelah gempa dahsyat di perbatasan Turki-Suriah. Duka saya bersama mereka yang meninggal, mereka yang terperangkap, mereka yang terluka dan semua (anggota regu) penyelamat yang melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa. Eropa mendukung rakyat Turki dan Suriah pada saat sulit ini,” kata Metsola.
Pada Senin sekitar pukul 04:17 pagi, gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang Turki. Menurut AFAD, pusat gempa berada di Distrik Pazarcik di Provinsi Kahramanmaras. Gempa terjadi pada kedalaman tujuh kilometer. Setelah itu terjadi gempa susulan bermagnitudo 6,4 dan 6,5 yang berpusat di Nurdagi, Provinsi Gaziantep.
Sejauh ini, Turki melaporkan terdapat 284 korban jiwa dan lebih dari 2.300 korban luka. Sementara Suriah yang turut terimbas guncangan telah mencatatkan 237 korban tewas dan lebih dari 630 korban luka.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini