Internasional

Jokowi Tegaskan Perang Harus Segera Dihentikan

Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara selama KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Selasa, 15 November 2022. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan agar perang di dunia dapat segera dihentikan.

Foto: AP Photo/Dita Alangkara

Pernyataan Jokowi menanggapi dugaan serangan rudal Rusia ke Polandia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan agar perang di dunia dapat segera dihentikan. Ia mengatakan, banyak hal yang akan dipertaruhkan jika perang tidak segera dihentikan.

Pernyataan Jokowi ini disampaikannya menyusul adanya dugaan ledakan rudal Rusia di Polandia pada Selasa (15/11/2022). “Mengawali sesi ketiga ini, izinkan saya mengulangi pesan yang saya sampaikan dalam pembukaan KTT kemarin. Hentikan perang. Saya ulangi hentikan perang. Banyak hal yang dipertaruhkan,” kata Jokowi saat membuka sesi ketiga forum KTT G20 dengan tema ‘Digital Transformasi’.

Jokowi mengatakan, perang hanya akan menyengsarakan rakyat. Selain itu, pemulihan ekonomi dunia pun juga tidak akan terjadi jika situasi tidak semakin membaik.

“Perang hanya akan menyengsarakan rakyat. Pemulihan ekonomi dunia tidak akan terjadi jika situasi tidak membaik,” ujarnya.

Sebagai pemimpin, lanjut dia, harus memiliki tanggung jawab untuk memastikan situasi global yang kondusif bagi masa depan dunia.  

Seperti diketahui, dua orang tewas dalam ledakan di desa di Polandia dekat perbatasan Ukraina pada Selasa (15/11/2022). Ledakan tersebut diduga disebabkan oleh rudal Rusia. Ledakan terjadi setelah Rusia menghantam kota-kota di seluruh Ukraina dengan rudal pada Selasa.

Pada Rabu (16/11/2022) pagi, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang tengah berada di Bali pun kemudian menggelar rapat darurat bersama para pemimpin global lainnya untuk membahas dugaan ledakan rudal dari Rusia itu. Rapat darurat tersebut digelar di sela-sela rangkaian acara KTT G20 di Bali.

Sejumlah pemimpin pun berpartisipasi dalam pertemuan tersebut, yakni di antaranya Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Belanda, Jepang, Spanyol, Italia, Prancis, dan juga Inggris. Sementara Polandia memanggil Duta Besar Rusia untuk meminta penjelasan terkait dugaan serangan rudal tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Related Articles

Back to top button