Halloween di Arab Saudi, Peserta: Saya tak Tahu Halal dan Haramnya
Sejumlah netizen mempertanyakan mengapa Arab Saudi melarang Maulid Nabi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gelaran festival Halloween di Arab Saudi telah memicu perbincangan hangat di media sosial. Perayaan ini dinilai sebagai catatan baru dalam reformasi sosial di bawah penguasa de facto, Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Seperti dilansir Middle East Monitor, gelaran budaya Barat ini digelar pada Kamis dan Jumat di Riyadh’s Boulevard. Mereka menggunakan pakaian menyeramkan seperti yang sudah viral di media sosial.
“Ini merupakan perayaan besar, sejujurnya ada semangat kegembiraan. Dalam hal halal atau haram, saya tidak tahu tentang itu. Kita hanya merayakan untuk kegembiraan dan tak ada yang lain,” ujar salah satu peserta yang ikut festival itu untuk pertama kalinya.
Sementara itu, yang lain menjelaskan, tindakan berawal dari niat. “Saya hanya bersenang-senang.”
Perayaan di negara yang disebut ultra-konservatif ini telah menuai kritik di sejumlah media sosial. Beberapa menilai bahwa Arab Saudi telah menerapkan standar ganda dengan tidak menggelar perayaan Maulid Nabi.
“Perayaan Hallowen di Riyadh, Arab Saudi. GEA Saudi menggelar ‘Horror Weekend”, sementara selebrasi Maulid di Larang. Bayangkan negera yang melarang peringatan Maulid Nabi karena lebih jahat dari perayaan Halloween.”