Gelombang PHK Berlanjut, Ini Startup yang Paling Banyak Pecat Karyawannya
GoTo hari ini memberhentikan atau PHK 1.300 karyawannya. Sebelum, berbagai raksasa teknologi telah lebih dulu memangkas jumlah karyawannya.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Total ada 103.831 karyawan startup alami PHK di seluruh dunia sepanjang 2022
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terjadi di sejumlah perusahaan rintisan atau startup berbasis teknologi. Sebelum GoTo, berbagai raksasa teknologi telah lebih dulu memangkas jumlah karyawannya.
Kondisi makroekonomi yang penuh ketidakpastian disebut menjadi penyebab perusahaan mengambil langkah tersebut. Selain itu, struktur organisasi perusahaan yang terlalu bengkak menyebabkan tingginya biaya operasional.
Berdasarkan data Layoff.fyi, jumlah karyawan startup di dunia yang terkena PHK meningkat sejak awal tahun 2022. Pada kuartal pertama, sebanyak 9.829 karyawan startup diberhentikan dari pekerjaannya.
PHK melonjak tajam pada kuartal kedua dengan jumlah mencapai 37.703 karyawan. Lalu di kuartal ketiga pemecatan sedikit menurun menjadi 34.909 karyawan. Jumlahnya kembali turun menjadi 21.390 orang pada selama priode 1 Oktober – 9 November 2022.
Hingga 9 November, total karyawan startup di dunia yang diberhentikan sepanjang tahun 2022 mencapai 103.831 orang. Selain GoTo, terdapat 5 startup lain dengan PHK terbesar di dunia termasuk Twitter.
Perusahaan yang paling banyak melakukan PHK pada tahun ini adalah Getir. Startup asal Turki yang bergerak di bisnis makanan ini tersebut telah memberhentikan sebanyak 4.480 orang.
Selanjutnya, Twitter menempati urutan kedua startup yang paling banyak melakukan PHK. Perusahaan media sosial tersebut telah memangkas sebanyak 3.700 karyawannya.
Urutan ketiga ditempati oleh Better yang memberhentikan sejumlah 3.000 pegawainya. Kemudian, Peloton juga melakukan PHK terhadap 2.800 karyawan. Selain itu, ada juga Crypto.com yang telah melakukan PHK terhadap 2.000 karyawan.