Diwarnai Sentimen Positif, GOTO hingga SIDO Layak Diperdagangkan Pekan Ini
Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,1 persen pada pekan lalu dengan kenaikan tertinggi di sektor consumer non-cyclicals. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino merekomendasikan buy untuk saham-saham non-cylic, cyclic, basic dan technology untuk diperdagangkan pekan ini. Indo Premier Sekuritas sarankan buy untuk GOTO dan PTIA untuk pekan ini
Foto: Republika/Prayogi
Indo Premier Sekuritas sarankan buy untuk GOTO dan PTIA untuk pekan ini
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,1 persen pada pekan lalu dengan kenaikan tertinggi di sektor consumer non-cyclicals. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino merekomendasikan buy untuk saham-saham non-cylic, cyclic, basic dan technology untuk diperdagangkan pekan ini.
Menurut Mino, pergerakan pasar pekan ini akan ditopang oleh setidaknya empat sentimen mulai dari neraca perdagangan, suku bunga acuan BI7DRR hingga pertumbuhan kredit. Pekan ini investor juha masih menunggu rilis FOMC Minutes The Fed.
Terkait neraca perdagangan, Mino menjelaskan ekspor di bulan Oktober naik 12,3 persen yoy menjadi 24,81 miliar dolar AS, begitu juga dengan impor naik 17,4 persen yoy menjadi 19,14 miliar dolar AS. Sehingga surplus neraca perdagangan Oktober mencapai 5,67 miliar dolar AS.
“Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsensus yang ekspektasinya hanya di 4,52 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan ini ditopang oleh sektor non-migas. Dari awal tahun neraca perdagangan 2022 sudah surplus di 45,52 miliar dolar AS,” kata Mino, dikutip Selasa (22/11).
Menurut Mino, pencapaian tersebut cukup besar dan akan menjadi sentimen positif untuk Gross Domestic Product (GDP). Surplus akan tercatat sebagai penambah pertumbuhan ekonomi.
Terkait suku bunga, Bank Indonesia menaikkan BI7DRR sebesar 50 bps. Menurut Mino, keputusan ini untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023.
Pertumbuhan kredit Oktober 2022 tercatat mengalami pertumbuhan 11,95 persen yoy yang ditopang oleh peningkatan seluruh jenis kredit di semua sektor. Mino menilai, pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang berlanjut turut menjadi penopang peningkatan kredit dan pertumbuhan kredit UMKM sebesar 17,50 persen yoy.
“Pertumbuhan kredit ini sebenarnya menjadi salah satu sinyal atau indikator awal bahwa suatu ekonomi itu sehat atau tidak. Kalau masih tumbuh artinya ekonomi suatu negara itu masih akan positif,” kata Mino.
Untuk pekan ini investor akan menanti rilis FOMC Minutes The Fed yang sejatinya berbentuk notula rapat The Fed yang telah dilakukan sebelumnya. Investor menanti apakah The Fed akan mengendurkan kenaikan suku bunganya karena pada rapat The Fed terakhir memutuskan untuk menaikan suku bunga 75 bps menjadi 4 persen.
“Di market saat ini konsensusnya sudah turun, kemungkinan naiknya di 50 bps. Dua bulan terakhir market kita cukup tertekan dengan sikap dari the Fed yang cukup agresif dalam menaikkan suku bunga,” tutur Mino.
Jika The Fed hanya akan menaikkan suku bunga di 50 bps maka akan menjadi sentimen yang cukup positif untuk pasar. Tidak hanya berdampak pada sisi sentimen, tapi juga akan berdampak pada kebijakan BI.
“Jika The Fed menaikkan 50 bps, kemungkinan BI akan memutuskan kenaikan 25 bps. Artinya suku bunga di akhir tahun hanya akan di level 5,5 persen. Ini sinyal yang cukup postif,” tandasnya.
Dengan berbagai sentimen tersebut, Mino pun merekomendasikan buy pada saham-saham berikut ini untuk trading dalam sepekan hingga 25 November 2022:
IDX Non-cylic: CMRY (Support 4.520, Resistance 4710), SIDO (Support 740, Resistance 785);
IDX Cyclic: LPPF (Support 4.920, Resistance 5.125);
IDX Basic: TPIA (Support 2360, Resistance 2410);
IDX Tech: GOTO (Support 212, Resistance 240).