Dituduh Turki Dalangi Bom Istanbul, Ini Respons Tegas Kurdi Suriah
Gambar selebaran yang diambil dari video yang disediakan oleh Departemen Kepolisian Istanbul menunjukkan polisi menahan seorang wanita, tersangka di balik ledakan mematikan sehari sebelumnya di pusat kota Istanbul, di Istanbul, Turki 14 November 2022. Menurut Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu, setidaknya delapan orang tewas dan 80 lainnya luka-luka dalam ledakan yang terjadi pada 13 November sore.
Foto: EPA-EFE/ISTANBUL POLICE DEPARTMENT
Kurdi Suriah membentuh terlibat dalam pemboman di Istanbul Turki
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS — Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi membantah berperan dalam serangan bom mematikan di Istanbul tengah yang menewaskan enam orang, dan melukai puluhan orang lainnya.
“Pasukan kami tidak ada hubungannya dengan pemboman Istanbul,” kata Kepala Komandan SDF sekutu Amerika Serikat, Mazloum Abdi, dilansir dari Arab News, Senin (14/11/2022).
Turki menganggap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), komponen utama SDF, perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, yang diduga dibalik serangan bom mematikan pada Ahad (13/11). PKK membantah terlibat dalam serangan itu.
SDF adalah tentara de facto dari pemerintahan Kurdi semi-otonom di timur laut Suriah. Ini memberikan bantuan penting untuk koalisi pimpinan Amerika Serikat melawan kelompok Daesh.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan pada Senin (13/11/2022), polisi telah menahan 22 tersangka, termasuk orang yang menanam bom di jalan perbelanjaan utama Istanbul Istiklal Avenue. Dia pun menyalahkan kelompok Kurdi atas ledakan yang menewaskan enam orang.
Soylu mengatakan perintah untuk menyerang Istiklal Avenue diberikan di Kobani, sebuah kota di Suriah utara. Pasukan Turki telah melakukan operasi terhadap People’s Defense Units (YPG) Kurdi Suriah dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami telah mengevaluasi bahwa instruksi untuk serangan datang dari Kobani,” kata Soylu, menambahkan bahwa pengebom telah melewati Afrin, wilayah lain di Suriah utara.
“Orang yang melakukan kejadian, meninggalkan bom, ditahan. Sebelumnya, sekitar 21 orang lainnya telah ditahan,” kata Soylu.
Laporan berita televisi menunjukkan gambar seseorang yang tampaknya seorang perempuan meninggalkan paket di bawah petak bunga yang ditinggikan di Istiklal Avenue.
Serangan ini memicu kekhawatiran bahwa Turki dapat menjadi sasaran lebih banyak pemboman dan serangan, seperti serangkaian serangan yang dideritanya antara pertengahan 2015 hingga 2017.
Istanbul telah menjadi sasaran di masa lalu oleh militan Kurdi, Islamis, dan sayap kiri. Sebuah cabang dari Kurdistan Workers Party (PKK) mengklaim pemboman kembar di luar stadion sepak bola Istanbul pada Desember 2016. Serangan ini menewaskan 38 orang dan melukai 155 lainnya.
Pihak berwenang Kurdi di Suriah menuduh Turki menciptakan dalih dan alasan untuk mempersiapkan tanah untuk menyerang pihaknya.
Turki telah meluncurkan gelombang serangan ke Suriah sejak 2016 yang menargetkan milisi Kurdi serta militan Daesh, dan Ankara serta pasukan yang didukungnya telah merebut wilayah di sepanjang perbatasan Suriah.
Sejak Mei, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan melancarkan operasi baru ke Suriah utara.
Polisi Turki, yang dikutip oleh saluran televisi NTV Turki mengatakan tersangka utama pengeboman di Jalan Istiklal Istanbul adalah seorang wanita Suriah yang dikirim militan Kurdi.
Pemerintah Kurdi mengatakan tersangka, yang diidentifikasi oleh Ankara sebagai Alham Albashir, tidak muncul di salah satu pendaftarnya. “Sebanyak 46 orang ditahan,” kata polisi Turki.
Sumber: arabnews