Anwar Ibrahim Fokus Benahi Ekonomi Malaysia
Perdana Menteri Malaysia yang baru diangkat Anwar Ibrahim dan istrinya Wan Azizah melambai saat mereka tiba di sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, 24 November 2022. Raja Malaysia pada Kamis menunjuk Anwar sebagai perdana menteri negara itu, mengakhiri hari-hari ketidakpastian setelah pemilihan umum yang memecah belah menghasilkan Parlemen yang digantung.
Foto: AP/Vincent Thian
Anwar akan memiliki kabinet yang lebih sedikit daripada pemerintahan sebelumnya.
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Perdana Menteri Malaysia baru Anwar Ibrahim mengatakan pada Jumat (25/11/2022), fokus utama pemerintahannya adalah ekonomi dalam pembenahan biaya hidup. Pria berusia 75 tahun ini mengaku akan memiliki kabinet yang lebih kecil daripada pemerintahan sebelumnya.
“Prioritas saya sekarang adalah mengatasi biaya hidup,” katanya dalam konferensi pers setelah melapor untuk bertugas di kantor perdana menteri.
Anwar dilantik sebagai perdana menteri oleh Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah pada Kamis (24/11/2022). Usai penunjukannya, dia masih belum mengumumkan penunjukan kabinet untuk pemerintahan koalisinya.
Sosok yang telah berdekade berada dalam kelompok oposisi ini sebelumnya mengindikasikan akan ada dua wakil perdana menteri di kabinetnya. Posisi pertama akan diberikan kepada mantan aliansi penguasa Barisan Nasional dan satu lagi dari blok politik yang lebih kecil di Malaysia Borneo.
Pengangkatan Anwar mengakhiri lima hari krisis pasca pemilihan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saingan Anwar, mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin menolak menyerah dan menantang dalam pembuktian mayoritas dukungan di parlemen. Namun pada Jumat, Muhyiddin mengatakan, menerima penunjukan Anwar dan bloknya akan berperan sebagai oposisi.
Raja Malaysia meredakan krisis dengan menunjuk Anwar setelah berkonsultasi dengan berbagai politisi. Anwar selama karirnya ditolak menjadi perdana menteri meski beberapa kali berada dalam jarak yang cukup dekat untuk meraih posisi tersebut. Dia juga menghabiskan hampir satu dekade di penjara karena tuduhan sodomi dan korupsi.
“Tugas Anwar baru saja dimulai, untuk menyatukan bangsa yang sangat terpolarisasi dan terpecah belah, berdasarkan ras dan agama,” kata mantan anggota parlemen dan sekutu koalisi Lim Kit Siang.
Pendukung Anwar mengungkapkan harapan bahwa pemerintah sekarang akan mencegah kembalinya ketegangan bersejarah antara etnis Melayu, mayoritas Muslim, dan minoritas etnis Cina serta India. Pihak berwenang telah memperingatkan peningkatan ketegangan etnis sejak pemungutan suara di media sosial dan platform video pendek TikTok.
Masalah lain yang membayangi Anwar adalah anggaran untuk tahun depan yang diusulkan sebelum pemilihan diadakan tetapi belum disahkan. Anwar mengatakan, akan mengadakan sidang parlemen pada 19 Desember untuk mosi percaya untuk membuktikan mayoritasnya di majelis rendah.
sumber : Reuters