Internasional

Aktivis Iklim Beraksi Lagi, Kini Merekatkan Diri ke Kerangka Dinosaurus di Berlin

Dua aktivis lingkungan menggelar aksi merekatkan diri pada pameran kerangka dinosaurus di Natural History Museum di Berlin

Foto: EPA-EFE/IAN LANGSDON

Dua aktivis lingkungan merekatkan diri pada pameran kerangka dinosaurus

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Dua aktivis lingkungan menggelar aksi merekatkan diri pada pameran kerangka dinosaurus di Natural History Museum di Berlin pada Ahad (30/10/2022). Aksi ini sebagai protes kegagalan pemerintah Jerman untuk menangani ancaman perubahan iklim dengan tepat.

Para wanita menggunakan lem super dan menempelkan tangan mereka pada tiang yang menopang kerangka dinosaurus besar berkaki empat. “Tidak seperti dinosaurus, kami memegang nasib kami di tangan kami sendiri,” kata pengunjuk rasa Caris Connell (34 tahun) dalam orasinya kepada pengunjung museum yang berkerumun di sekitar kerangka dinosaurus.

“Apakah kita ingin punah seperti dinosaurus, atau apakah kita ingin bertahan hidup?” ujar Connell.

Aktivis lainnya Solvig Schinkoethe (42 tahun) yang juga melakukan aksi serupa mengatakan, sebagai ibu dari empat anak, dia memiliki kekhawatiran terkait konsekuensi dari krisis iklim. “Perlawanan damai ini adalah cara yang kami pilih untuk melindungi anak-anak kami dari ketidaktahuan pemerintah yang mematikan,” katanya.

Pihak museum tidak mengomentari aksi protes tersebut. Para aktivis yang melakukan aksi itu adalah anggota kelompok Uprising of the Last Generation. Kelompok ini telah melakukan berbagai aksi protes dalam beberapa bulan terakhir, termasuk memblokir jalan dan melempar kentang tumbuk ke lukisan Claude Monet.

Galeri seni telah menjadi tempat populer untuk protes yang menarik perhatian baru-baru ini.  Pada Juli, dua anggota kelompok aktivis iklim Italia, Ultima Generazione menempelkan telapak tangan mereka ke kaca yang melindungi lukisan Primavera Sandro Botticelli di galeri Uffizi Florence. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Ultima Generazione No Gas No Carbone” (Generasi Terakhir, Tanpa Gas, Tanpa Batubara). Dua minggu lalu, juru kampanye Just Stop Oil menempelkan diri ke bingkai lukisan The Last Supper berusia 500 tahun di Royal Academy di London.

Related Articles

Back to top button